Labels

"Cogito Ergo Sum", ucapan filsuf Perancis Rene Descartes yang berarti "aku berpikir maka aku ada" mungkin cocok dengan saya. Dan blog ini adalah wadah dari tulisan-tulisan saya yang tidak penting, berasal dari pemikiran aneh dari seorang yang bodoh.

Sabtu, 04 Juni 2011

Pager Mangkok



Pager mangkok, atau bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah pagar mangkuk. Itu, merupakan istilah yang sering dipakai dalam kebudayaan Jawa, terutama Surakarta dan sekitarnya. Biasanya digunakan dengan kalimat panjang menjadi sebuah pepatah Jawa. Lengkapnya berbunyi "Pager Mangkok Luweh Kuat Timbang Pager Tembok" yang dalam bahasa Indonesia kira-kira berbunyi "Pagar Mangkuk Lebih Kuat dari Pagar Tembok"

Arti dari pepatah tersebut kira-kira bisa diterjemahkan menjadi "tetangga yang baik, lebih bisa menjaga harta benda kita, daripada pagar tinggi nan kokoh sekalipun".

Mungkin banyak yang berpikir, kenapa bisa sebegitu melenceng artinya?

Begini...

Pagar mangkuk berkaitan erat dengan budaya memberi makanan dalam kehidupan bertetangga. Seringkali tetangga memberi masakan pada tetangga lain jika saat itu mereka memasak lebih. Walau tidak ada acara, syukuran, atau hajatan. Hal ini adalah untuk membina hubungan baik antar tetangga. Jika hubungan baik, maka kerukunan, kerjasama, bahkan sikap saling menjaga akan muncul. Sehingga tetangga tersebut akan menjadi menaruh perhatian, menjadi ringan ketika diminta pertolongan. Bahkan jika si pemilik rumah pergi untuk  waktu yang lama, tetangganya akan menjaga rumah beserta harta bendanya. Tidak mungkin tetangga akan membiarkan rumah orang yang telah baik kepadanya, dimasuki maling. Itulah pagar mangkuk.

Hal itu berbeda dengan pagar tembok. Meski pagar setinggi apapun dan pintu sekuat apapun, bisa saja kemalingan. Jika orang itu jarang bergaul, sombong, pelit pada tetangganya, maka tetangganya pun akan acuh kepadanya. Tetangga tidak akan menaruh perhatian pada orang asing yang masuk ke rumah orang tersebut dengan cara yang mencurigakan.

Itulah pesan penting dari pepatah "Pager mangkok luweh kuat ketimbang pager tembok". Dimana pemberian yang tulus, yang disertai dengan sikap baik, akan menimbulkan rasa kekeluargaan, rasa damai dan aman, yang bahkan lebih kuat dan kokoh dari pager tembok sekalipun.

Tidak ada komentar: